Inkonsistensi Guru-guru Pondok Pesantren MTI Khazinatul Asrar terhadap Larangan Mushafahah Laki-laki dan Perempuan dalam Mazhab Syafi'i

Rafli Hermawan, 1121007 (2025) Inkonsistensi Guru-guru Pondok Pesantren MTI Khazinatul Asrar terhadap Larangan Mushafahah Laki-laki dan Perempuan dalam Mazhab Syafi'i. Sarjana thesis, Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.

[img] Text
Rafli Hermawan 1121007 cover.pdf

Download (123kB)
[img] Text
Rafli Hermawan 1121007 abstrak.pdf

Download (213kB)
[img] Text
Rafli Hermawan 1121007 dafpus.pdf

Download (171kB)
[img] Text
Rafli Hermawan 1121007 full.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena praktik mushafahah (bersalaman) antara laki-laki dan perempuan bukan mahram yang masih terjadi di lingkungan Pondok Pesantren MTI Khazinatul Asrar, yang notabene pesantren tersebut bermazhab fikih Syafi’i, didalam mazhab Syafi’i yang secara tegas melarang mushafahah laki-laki dan perempuan bukan mahram. Berdasarkan fikih mazhab Syafi’i, setiap bentuk sentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa penghalang dihukumi haram.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab inkonsistensi guru-guru pesantren terhadap larangan mushafahah, serta mengevaluasi sejauh mana pemahaman mereka dalam ber’itikad mazhab Syafi’i. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan (field research). Di mana pada metode ini penulis mengumpulkan data-data yang ada di Ponpes MTI Khazinatul Asrar, dengan mengadakan wawancara langsung tentang masalah yang penulis teliti. Seperti wawancara dengan guru-guru di MTI Khazinatul Asrar dan ulama PERTI. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif-analitis dengan pendekatan normatif dan sosiologis. Setelah dilakukan pengumpulan data dan pembahasan dalam rangka menjawab rumusan masalah yang diajukan dapat disimpulkan bahwa: Pertama Mushafahah, atau berjabat tangan, merupakan bentuk interaksi sosial yang umum dilakukan dengan menempelkan telapak tangan satu sama lain sambil berhadapan langsung. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dan menjaga tali silaturahim antar sesama muslim. Namun, dalam pandangan mazhab Syafi’i mushafahah antara laki-laki dan perempuan bukan mahram secara tegas dihukumi haram, tanpa membedakan usia, status, atau daya tarik fisik perempuan tersebut, baik muda maupun tua. Ketentuan ini didasarkan pada prinsip bahwa setiap bentuk sentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa penghalang termasuk dalam larangan syariat, karena berpotensi menimbulkan fitnah dan melanggar batasan aurat dalam pergaulan laki-laki dan Perempuan bukan mahram. Kedua inkonsistensi guru-guru di Pondok Pesantren MTI Khazinatul Asrar dalam menerapkan larangan mushafahah antara laki-laki dan perempuan mencerminkan adanya kesenjangan antara prinsip fikih mazhab Syafi’i yang dianut secara formal dengan praktik keseharian di lingkungan Pesantren. Ketiadaan regulasi tertulis dan lemahnya pengawasan menjadi faktor utama terjadinya inkonsistensi ini. Oleh karena itu, diperlukan regulasi internal yang tegas dan pembinaan berkelanjutan agar ajaran fikih tidak hanya menjadi wacana Kurikulum, tetapi juga diimplementasikan dalam perilaku nyata di lingkungan Pesantren.

Item Type: Skripsi/Thesis/Disertasi (Sarjana)
Keywords: Mushafahah
Subjects: K Hukum > KBP Hukum Islam > KBP1-4860 Hukum Islam. Syariah. Fiqih
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Mrs - Savira Suaida
Date Deposited: 07 Nov 2025 08:55
Last Modified: 07 Nov 2025 08:55
URI: http://repository.uinbukittinggi.ac.id/id/eprint/713

Actions (login required)

View Item View Item